BORAKS DAN FORMALIN PADA MAKANAN
Karya tulis ini dikerjakan dalam rangka pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia
Karya tulis ini dikerjakan dalam rangka pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia
Untuk mengikuti syarat Ujian praktek
Oleh:
Bagus kurniawan ( IXA - 08 )
R.Moh.Nadhif.D ( IXA - )
Dimas Ikbalul A ( IXA - 11 )
Anisa Oktavia ( IXA - 06 )
Oleh:
Bagus kurniawan ( IXA - 08 )
R.Moh.Nadhif.D ( IXA - )
Dimas Ikbalul A ( IXA - 11 )
Anisa Oktavia ( IXA - 06 )
Dian septiana( IXA - 10 )
Fani rahma( IXA - 14 )
Siti faizah( IXA - 37 )
Lailatul farohah ( IXA - 24 )
Mengetahui :
Pembimbing 1
Pembimbing 2
KATA PENGANTAR
Pertama-tama
kami ingin
Mengucapkan
puji dan sykur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga
karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih
bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan
berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis
ini.
Kami
mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai
hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat
sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak
semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami
melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami
juga memiliki keterbatasan kemampuan.
Maka dari
itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga
kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman.
Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang
dapat memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Sehingga semoga karya tulis
berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Dengan
menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat
dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat
mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet
pada makanan. Dengan begitu maka kesehatan akan lebih terjamin dan tidak ada
lagi muncul berbagai penyakit baru yang diakibatkan penggunaan bahan-bahan
terlarang sebagai bahan baku makanan. Kami juga mengharapkan kinerja yang lebih
baik dan tegas serta efektif dari pihak pengawas makanan yang merupakan bagian
dari kepemerintahan, sehingga makanan yang dihasilkan dari Indonesia dapat lebih
terjamin dan sehat.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan............................................................................................1
Kata Pengantar......................................................................................................2
Daftar Isi...............................................................................................................3
Abstraksi.............................................................................................................. 4
Kata Pengantar......................................................................................................2
Daftar Isi...............................................................................................................3
Abstraksi.............................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................ 5
1.2 Pembatasan Masalah......................................................................................5
1.3 Perumusan Masalah........................................................................................5
1.4 Tujuan Penulisan……………………………………………..……………....6
1.5 Metode Penelitian………….……………………………………………….. 6
1.6 Hipotesa…………………....………………………………………….......... 6
1.7 Manfaat.......................................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................ 5
1.2 Pembatasan Masalah......................................................................................5
1.3 Perumusan Masalah........................................................................................5
1.4 Tujuan Penulisan……………………………………………..……………....6
1.5 Metode Penelitian………….……………………………………………….. 6
1.6 Hipotesa…………………....………………………………………….......... 6
1.7 Manfaat.......................................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian..............................................................................................9
3.2 Sumber Data................................................................................................. 9
3.3 Teknik Pengumpulan Data............................................................................9
3.4 Teknik Analisis Data.....................................................................................9
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian..............................................................................................9
3.2 Sumber Data................................................................................................. 9
3.3 Teknik Pengumpulan Data............................................................................9
3.4 Teknik Analisis Data.....................................................................................9
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengetahuan Boraks dan Formalin..............................................................10
4.2 Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada Makanan…....................10
4.3 Makanan yang Biasanya Mengandung Formalin atau Boraks.................... 12
4.4 Peran pemerintah dalam memberantas boraks
dan formalin di Indonesia ............................................................................14
4.1 Pengetahuan Boraks dan Formalin..............................................................10
4.2 Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada Makanan…....................10
4.3 Makanan yang Biasanya Mengandung Formalin atau Boraks.................... 12
4.4 Peran pemerintah dalam memberantas boraks
dan formalin di Indonesia ............................................................................14
BAB V
PENUTUP……………………………………………..………………….........15
BAB VI DAFTAR PUSTAKA………………………………………………....16
BAB VI DAFTAR PUSTAKA………………………………………………....16
ABSTRAKSI
Karya tulis ini menjelaskan tentang bagaimana sekarang ini banyak kejadian penggunaan boraks dan formalin sebagai bahan pengawet makanan. Di mana kedua bahan tersebut sangat dilarang digunakan sebagai bahan baku makanan. Dan jika penggunaannya terus dilakukan dan dikonsumsi dapat menyebabkan berbagai penyakit terutama kanker dan bahkan kematian untuk tingkat yang lebih lanjut. Hal ini telah menjadi hal yang cukup serius dan menjadi suatu masalah yang berusaha diselesaikan dengan baik oleh berbagai pihak terutama pemerintah.
Sebagai pusat utama kelangsungan negara, pemerintah harus dapat dengan bijak memutuskan dan bertindak bagaimana penanganan kasus tersebut. Terutama kasus pada pembuatan bakso dengan bahan pengawet boraks dan berbagai makanan seperti ikan asin serta tahu yang diawetkan dengan menggunakan formalin. Berbagai solusi kami tuliskan di sini. Tetapi solusi tersebut tidaklah semuanya dapat dijalankan dengan hasil yang cepat dan ada kemungkinan banyak faktor yang menyebabkan penyelesaian masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Karena masalah ini harus kembali lagi kepada masyarakatnya yang terlibat langsung.
Karya tulis ini menjelaskan tentang bagaimana sekarang ini banyak kejadian penggunaan boraks dan formalin sebagai bahan pengawet makanan. Di mana kedua bahan tersebut sangat dilarang digunakan sebagai bahan baku makanan. Dan jika penggunaannya terus dilakukan dan dikonsumsi dapat menyebabkan berbagai penyakit terutama kanker dan bahkan kematian untuk tingkat yang lebih lanjut. Hal ini telah menjadi hal yang cukup serius dan menjadi suatu masalah yang berusaha diselesaikan dengan baik oleh berbagai pihak terutama pemerintah.
Sebagai pusat utama kelangsungan negara, pemerintah harus dapat dengan bijak memutuskan dan bertindak bagaimana penanganan kasus tersebut. Terutama kasus pada pembuatan bakso dengan bahan pengawet boraks dan berbagai makanan seperti ikan asin serta tahu yang diawetkan dengan menggunakan formalin. Berbagai solusi kami tuliskan di sini. Tetapi solusi tersebut tidaklah semuanya dapat dijalankan dengan hasil yang cepat dan ada kemungkinan banyak faktor yang menyebabkan penyelesaian masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Karena masalah ini harus kembali lagi kepada masyarakatnya yang terlibat langsung.
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, hipotesa dan manfaat.
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal.
Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh karena itu, kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.
1.2 Pembatasan Masalah
Boraks adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet kayu, antiseptik kayu dan pengontrol kecoa. Sedangkan formalin adalah bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga dan dalam industri tekstil serta kayu lapis.
Kedua bahan kimia tersebut memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya, tetapi menjadi sangat berbahaya bila digunakan dalam pembuatan pangan. Di mana pangan itu merupakan segala sesuatu yang menjadi bahan makanan manusia. Dan akibat dari penggunaan bahan-bahan kimia tersebut bisa jadi sangatlah fatal, dari kanker hingga menyebabkan kematian.
Dalam karya tulis ini kami akan berusaha membahas pendeskripsian sedetail mungkin dari boraks dan formalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia tersebut dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan pangan. Begitu pula dengan berbagai akibat dari penggunaan boraks dan formalin pada pangan tersebut serta bagaimana solusi yang harus dilakukan demi membasmi hal ini dan mencegah terjadi lagi.
1.3 Perumusan Masalah
1 Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau formalin pada pangan yang diproduksinya?
PENDAHULUAN
Pada bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, hipotesa dan manfaat.
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal.
Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh karena itu, kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.
1.2 Pembatasan Masalah
Boraks adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet kayu, antiseptik kayu dan pengontrol kecoa. Sedangkan formalin adalah bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga dan dalam industri tekstil serta kayu lapis.
Kedua bahan kimia tersebut memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya, tetapi menjadi sangat berbahaya bila digunakan dalam pembuatan pangan. Di mana pangan itu merupakan segala sesuatu yang menjadi bahan makanan manusia. Dan akibat dari penggunaan bahan-bahan kimia tersebut bisa jadi sangatlah fatal, dari kanker hingga menyebabkan kematian.
Dalam karya tulis ini kami akan berusaha membahas pendeskripsian sedetail mungkin dari boraks dan formalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia tersebut dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan pangan. Begitu pula dengan berbagai akibat dari penggunaan boraks dan formalin pada pangan tersebut serta bagaimana solusi yang harus dilakukan demi membasmi hal ini dan mencegah terjadi lagi.
1.3 Perumusan Masalah
1 Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau formalin pada pangan yang diproduksinya?
2 Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran
penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya?
3 Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau formalin?
4 Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?
5 Bagaimana penanganan penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini supaya dapat dibasmi secara tuntas?
1.4 Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian boraks dan formalin.
Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada proses pembuatannya.
Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.
Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas penggunaan formalin dan boraks pada makanan.
3 Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau formalin?
4 Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?
5 Bagaimana penanganan penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini supaya dapat dibasmi secara tuntas?
1.4 Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian boraks dan formalin.
Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada proses pembuatannya.
Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.
Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas penggunaan formalin dan boraks pada makanan.
1.5 Metode
Penulisan
Pada penulisan karya tulis ini kami menggunakan satu metode, yaitu dengan angket. Di mana angket akan kami sebarkan dengan jumlah 40 lembar. Di mana angket itu berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai boraks dan formalin pada makanan mengacu pada tujuan yang telah ada.
1.6 Hipotesa
1 Boraks dan formalin merupakan bahan pengawet yang umumnya digunakan untuk industri tekstil, kayu, dsb. Dapat juga digunakan sebagai pembasmi serangga dan hal-hal lain yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan makanan.
2 Jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya adalah tahu, tempe, bakso dan ikan asin.
3 Akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah berbagai gangguan pada saluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-organ yang berselaput yang terkena secara langsung. Dan bila terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kanker bahkan kematian.
4 Sebenarnya pemerintah telah berperan dalam pemberantasan penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan. Tetapi tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah kurang tegas dan tidak tepat mengenai sasaran. Sehingga hingga sekarang kita masih sering melihat orang-orang yang keracunan atau terkena penyakit lainnya, disebabkan memakan makanan yang mengandung boraks atau formalin.
1.7 Manfaat
Dapat mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai pengawet sehingga dapat menghindarinya.
Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada produk pangan.
Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.
Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.
Pada penulisan karya tulis ini kami menggunakan satu metode, yaitu dengan angket. Di mana angket akan kami sebarkan dengan jumlah 40 lembar. Di mana angket itu berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai boraks dan formalin pada makanan mengacu pada tujuan yang telah ada.
1.6 Hipotesa
1 Boraks dan formalin merupakan bahan pengawet yang umumnya digunakan untuk industri tekstil, kayu, dsb. Dapat juga digunakan sebagai pembasmi serangga dan hal-hal lain yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan makanan.
2 Jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya adalah tahu, tempe, bakso dan ikan asin.
3 Akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah berbagai gangguan pada saluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-organ yang berselaput yang terkena secara langsung. Dan bila terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kanker bahkan kematian.
4 Sebenarnya pemerintah telah berperan dalam pemberantasan penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan. Tetapi tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah kurang tegas dan tidak tepat mengenai sasaran. Sehingga hingga sekarang kita masih sering melihat orang-orang yang keracunan atau terkena penyakit lainnya, disebabkan memakan makanan yang mengandung boraks atau formalin.
1.7 Manfaat
Dapat mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai pengawet sehingga dapat menghindarinya.
Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada produk pangan.
Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.
Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.
LANDASAN TEORI
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.
Asam borat
sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam
borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater.
Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka
kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas,
karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Berikut beberapa pengaruh
boraks pada kesehatan.
a. Tanda dan
gejala akut :
Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
b. Tanda dan
gejala kronis
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
Sedangkan
formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan,
pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu.
Formalin memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun
alkohol. Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut.
a. Jika
terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar
bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
b. Jika
terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar
c. Jika
terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata,
pandangan kabur, bahkan kebutaan
d. Jika
tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit
kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit
membiru, hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian.
Boraks dan
formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan
seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet
makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan
diatas pengaruhnya terhadap kesehatan. Walaupun begitu, karena ingin mencari
keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak produsen makanan yang tetap menggunakan
kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan bahayanya. Pada umumnya, alasan para
produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan adalah
karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah didapat, karena harga nya
relatif murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak berpengaruh buruk pada
kesehatan. Selain itu, boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa
memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya
bakso dan kerupuk. Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya sering
menggunakan boraks dan formalin adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie, dan
juga daging ayam.
Formalin dan
boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena
merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan
mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui seberapa
besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang digunakan dalam suatu makanan.
Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks.
Berikut adalah beberapa cara mengidentifikasi makanan yang menggunakan formalin
dan boraks :
-Bakso yang
menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso
yang menggunakan banyak daging
- Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.
- Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tuadan tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin.
- Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari
3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin.
- Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian korelatif. Yang di maksud dengan penelitian korelatif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada. Sesuai dengan pengertian tersebut kami menghubungkan data-data yang kami dapat antara yang satu dengan yang lain. Selain itu kami juga menghubungkan data-data yang ada dengan landasan teori yang kami gunakan. Sehingga diharapkan penelitian kami bisa menjadi penelitian yang benar dan tepat.
3.2 Sumber data
Sumber data kami adalah Kami mengambil informasi informasi yang ada di televisi maupun di dunia maya (Internet).Maupun menanyakan kepada masyarakat di sekeliling sekolah atau rumah.
3.3 Teknik
Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket. Dengan angket kami dapat menyimpulkan , melalui jumlah informasi yang ada di dunia maya tentang penggunaan boraks dan formalin pada makanan melalui sumber – sumber terpecaya yang ada di dalam internet .Dan menghitung jumlah data setiap orang. Dari setiap informasi itu akan berkaitan.
3.4 Teknik
Analisis Data
Cara kami dalam menganalisis data yang kami dapat yaitu dengan pertama-tama memastikan bahwa semua data dan landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu kami mulai menghitung jumlah data, setelah itu kami mengklasifikasikan Informasi informasi dari tiap pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih. . Langkah berikutnya, sesuai dengan jenis penelitian kami, kami menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain dan juga dengan landasan teori yang ada. Langkah terakhir, kami menuangkannya dalam karya tulis ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai apa itu boraks dan formalin, dampak penggunaan boraks dan formalin pada makanan dan jenis-jenis makanan yang mengandung boraks dan formalin yang kesemuanya itu dilengkapi dengan hasil angket sebelumnya.
4.1 Pengetahuan akan Boraks dan Formalin
Menurut hasil angket kami, didapatkan bahwa yang mengetahui secara pasti apa itu boraks dan formalin adalah 29 orang ,dan yang tidak mengetahui begitu pasti apa itu boraks dan formalin adalah 11 orang, dari total 40 angket yang dibagikan.
Hal itu menunjukkan bahwa responden yang mengetahui secara persis apa itu boraks dan formalin lebih banyak daripada yang tidak mengetahui secara pasti. Jika dimasukkan dalam persen maka 72,5 % responden menyatakan mengetahui boraks dan formalin, sedangkan 27,5 % lainnya tidak begitu mengetahui tentang boraks dan formalin.
Hasil ini menunjukkan bahwa penyuluhan dan pengetahuan akan boraks dan formalin harus lebih sering disosialisasikan, agar diharapkan kita semua mengetahui secara pasti apa itu boraks dan formalin, sehingga dapat menggunakannya secara benar, sesuai dengan fungsinya. Maka diharapkan juga dengan pengetahuan akan boraks dan formalin tersebut, kasus penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan dapat dikurangi bahkan menghilang dari masyarakat.
4.2 Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada Makanan
Melalui hasil angket yang telah kami sebarkan sebelumnya, didapat hasil bahwa jumlah responden yang mengerti akan dampak angket hampir sama dengan responden yang tidak begitu tahu tentang dampak boraks dan formalin pada makanan. Adapun jumlah responden yang tahu dampak boraks dan formalin pada makanan adalah 18 orang dan yang tidak begitu tahu sebanyak 20 orang sedangkan yang sama sekali tidak tahu ada 2 orang. Jika dituangkan dalam presentasi adalah sebagai berikut :
1. Jawaban A : 45%
2. Jawaban B : 5%
3. Jawaban C : 50%
Dari hasil
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden masih rancu
atau bingung tentang apa dampak boraks dan formalin bagi tubuh tersebut.
Lalu apa sebenarnya dampak boraks dan formalin dalam makanan bila dikonsumsi tubuh kita?
Lalu apa sebenarnya dampak boraks dan formalin dalam makanan bila dikonsumsi tubuh kita?
a.Formalin
Formalin
tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika
digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa
gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada
akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya,serta gejala lainnya.
Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan :
Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan :
Jika terhirup
Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, kanker paru-paru.
Jika terkena kulit
Kemerahan, gatal, kulit terbakar
Jika terkena mata
Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan
Jika tertelan
Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit
membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian.
b. Boraks
Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, kanker paru-paru.
Jika terkena kulit
Kemerahan, gatal, kulit terbakar
Jika terkena mata
Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan
Jika tertelan
Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit
membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian.
b. Boraks
Efek toksiknya akan terasa bila boraks
dikonsumsi secara kumulatif dan penggunaannya berulang-ulang. Pengaruh terhadap
kesehatan :
· Tanda dan gejala akut :
Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
· Tanda dan gejala akut :
Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
· Tanda dan gejala kronis
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang dianggap membahayakan. Oleh karena ada baiknya kita hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks. Jauhkan anak-anak dari makanan yang mengandung boraks dan formalin. Formalin dan boraks tidak boleh digunakan dalam makanan.
4.3 Makanan yang Biasanya Mengandung
Formalin atau Boraks
Berdasarkan hasil penelitian melalui angket yang telah kami sebarkan, jumlah responden yang menganggap bahwa tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering diberi formalin sebanyak 33 orang, sedangkan yang memilih ikan sebanyak 6 orang, dan 1 orang memilih kerupuk. Sedangkan menurut makanan-makanan yang biasa mengandung boraks dan formalin yang biasanya mereka konsumsi, jumlah responden yang memilih tahu dan bakso sebanyak 28 orang, 10 orang memilih ikan dan 2 orang memilih kerupuk.
Data ini menunjukkan bahwa
kebanyakan siswa SMPN 1 Kamal beranggapan bahwa tahu dan bakso merupakan
makanan yang biasanya diberi formalin atau boraks. Tahu dan bakso memang cukup
dikenal sering diberi formalin maupun boraks, namun bukan mereka makanan yang
paling sering diberi formalin maupun boraks.
Berdasarkan penelitian Badan
Pengawas Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005, penggunaan boraks formalin pada
ikan dan hasil laut menempati peringkat teratas. Yakni, 66 persen dari total
786 sampel. Sementara mi basah menempati posisi kedua dengan 57 persen. Tahu
dan bakso berada di urutan berikutnya yakni 16 persen dan 15 persen.
Dan dari pertanyaan nomor tiga pada
angket ternyata responden banyak menjawab bahwa mereka paling sering
mengkonsumsi tahu dan bakso. Padahal, menurut kebanyakan dari mereka tahu dan
bakso adalah makanan yang biasanya mengandung boraks atau formalin. Mengapa mereka
masih tetap sering mengonsumsinya meskipun menganggap bahwa tahu dan boraks
yang paling sering mengandung formalin dan boraks? Mungkin hal ini disebabkan
karena siswa SMPN 1 Kamal percaya bahwa para pedagang di Kanisius pasti tidak
memberikan formalin maupun boraks pada dagangannya, maka mereka tidak takut
untuk mengonsumsinya.
Namun tetap saja, boraks dan
formalin sangatlah berbahaya bila termakan. Walaupun berdasarkan hasil
penelitian Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005 penggunaan boraks
dan formalin paling banyak adalah pada ikan dan hasil laut, namun jumlah 16
persen dan 15 persen tetap merupakan jumlah yang besar. Kita harus berhati-hati
dalam memilih makanan yang akan kita makan, terutama makanan-makanan yang
sedang marak diberi boraks maupun formalin.
Oleh karena itu, di bawah ini kami
paparkan mengenai ciri-ciri dari beberapa makanan yang diberi boraks maupun
formalin:
A.Mi basah
Penggunaan
formalin pada mi basah akan menyebabkan mi tidak rusak sampai dua hari pada suhu
kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es
( 10 derajat Celsius). Baunya agak menyengat, bau formalin. Tidak lengket dan
mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal. Penggunaan boraks pada pembuatan
mi akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal.
A. Tahu
Tahu
merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat, karena rasa dan kandungan
gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya kita perlu waspada karena bisa
saja tahu tersebut mengandung bahan berbahaya. Perhatikan secara cermat apabila
menemukan tahu yang tidak mudah hancur atau lebih keras dan kenyal dari tahu
biasa, kemungkinan besar tahu tersebut mengandung bahan berbahaya, bisa
formalin maupun boraks. Selain itu, tahu yang diberi formalin tidak akan rusak sampai
tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari
pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Tahu juga akan terlampau keras,
namun tidak padat. Bau agak mengengat, bau formalin.
C. Bakso
Bakso tidak
rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Teksturnya juga
sangat kenyal.
D. Ikan
segar
Ikan segar
yang diberi formalin tekstur tubuhnya akan menjadi kaku dan sulit dipotong. Ia
tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Warna
insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan
putih bersih.
E. Ikan asin
Ikan asin
yang mengandung formalin akan terasa kaku dan keras, bagian luar kering tetapi
bagian dalam agak basah karena daging bagian dalam masih mengandung air. Karena
masih mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat daripada ikan asin yang
tidak mengandung formalin. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu
kamar ( 25 derajat Celsius). Tubuh ikan bersih, cerah.
4.4 Peran
pemerintah dalam memberantas boraks dan formalin di Indonesia
Walaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas sekali dan sudah menjadi umum, pemerintah masih tidak mengambil langkah yang tegas dalam menangani hal ini. Buktinya bisa didapat, bahwa ternyata penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan masih merajalela.
Sebenarnya, pemerintah sudah
berusaha mengambil tindakan, yaitu dengan melalui Badan Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM). Beberapa langkah sudah diambil oleh BPOM, seperti : melarang
panganan permen merek white rabbit creamy, kiamboy, classic cream, black
currant, dan manisan plum; mengeluarkan permenkes no. 722/1998 tentang bahan
tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan sosialisasi penggunaan
bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam proses produksi makanan &
minuman sesuai UU No. 23/1992 untuk aspek keamanan pangan, & UU No.
71/1996.
Tetapi upaya yang dilakukan Badan
POM tersebut, hanya dianggap gertakan oleh para pedagang, karena Badan POM
hanya mengeluarkan undang-undang dan aturan. Tetapi Badan POM tidak melakukan
tindakan tegas seperti memberi sanksi tegas bagi pedagang yang masih
menggunakan boraks dan formalin, bahkan badan ini masih kurang gencar dalam
melakukan razia.
Dari data angket yang kami sebarkan
ke beberapa responden, terdapat pertanyaan : “Menurut anda apakah peran
pemerintah sudah ada dalam pemberantasan formalin? “ Dan dari pertanyaan itu,
sebanyak 4 orang menjawab upaya pemerintah sudah banyak, sebanyak 17 orang
menjawab upaya pemerintah sudah lumayan, dan terakhir 19 orang menjawab upaya
pemerintah tidak ada sama sekali.
Dari hasil angket diatas, dapat
disimpulkan bahwa upaya pemerintah masih kurang, karena lebih banyak orang yang
beranggapan bahwa upaya pemerintah masih sangat kurang. Ini mungkin disebabkan
karena memang pemerintah kurang serius / tegas dalam menangani masalah ini,
padahal ini adalah masalah yang serius, karena dapat membahayakan kesehatan
manusia. Pemerintah seharusnya lebih gencar dalam menangani masalah ini.
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran.
5.1 Kesimpulan
PENUTUP
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab IV dapat disimpulkan bahwa:
a. Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan formalin secara pasti, tetapi ada juga sebagian kecil lainnya yang belum begitu mengetahui apa itu boraks dan formalin.
b. Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan, walaupun sebagian ada yang mengetahui secara pasti.
c. Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin. Tetapi menurut penelitian BPOM pada tahun 2005, ikan adalah bahan makanan yang paling sering menjadi sasaran boraks dan formalin.
d. Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah penggunaan boraks dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini terjadi.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah ini kami ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut:
Ø Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin, pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya.
Ø Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat undang-undang mengenai boraks dan formalin.
Ø Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya mengandung bahan formalin maupun boraks.
Ø Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembeliannya.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
sumber darimana? daftar pustaka.nya kemana?
BalasHapus